Pembimbing: Irsan Lubis--Wabah pandemi Covid-19 yang merebak pada akhir tahun 2019 mengakibatkan lesunya
pertumbuhan ekonomi di tiap-tiap negara, tak terkecuali negara Indonesia. Sektor pajak
secara otomatis menjadi bagian yang terdampak. Penerimaan perpajakan tahun 2020
sebesar Rp1.404.507,50 miliar rupiah lebih rendah dibanding dengan penerimaan pada
tahun 2019 merupakan alarm tanda bahaya bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah

melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah merespon dampak ekonomi pandemi Covid-
19 dengan meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang salah satunya

berupa kebijakan relaksasi pajak. Dari sisi good governance, DJP juga terus menggalakan
pengawasan perpajakan dan sosialisasi perpajakan secara komprehensif. Diharapkan
melalui beberapa langkah strategis dimaksud, stabilitas ekonomi dapat terus dijaga.
Penelitian ini memaparkan tentang pengaruh pelaksanaan insentif pajak, pengawasan
perpajakan, dan sosialisasi perpajakan yang dilakukan petugas pajak terhadap penerimaan
pajak di Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Satu (KPP PMA Satu) dalam
kurun waktu tahun 2019 sampai dengan tahun 2021. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksplanatori yang menjelaskan hubungan
antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis peneliti. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemberian insentif pajak dan sosialisasi perpajakan berpengaruh
secara signifikan terhadap penerimaan KPP PMA Satu, sedangkan pengawasan perpajakan
tidak berpengaruh secara signifikan. Koefisien determinasi menunjukkan secara simultan
mampu menjelaskan variabel penerimaan pajak (variabel dependen) sebesar 29,22%
sedangkan 70,78% dijelaskan dengan variabel lain.