Record Detail

Pada 1969 sebuah perguruan tinggi Akademi Akuntansi Perbanas (AAP) didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di bidang perbankan yang saat itu sedang berkembang pesat.
Dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, selaras dengan perkembangan perbankan menyebabkan semakin meningkat sehingga kebutuhan sumber daya manusia yang siap bekerja di perbankan pun semakin mendesak.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka perguruan tinggi dengan jenis akademi sudah tak mencukupi hingga diambil keputusan untuk mengubah AAP ke jenjang sarjana dengan menggantinya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas.
Pada 1993 Yayasan Pendidikan Perbanas yang menaungi STIE Perbanas, memutuskan untuk mendirikan Sekolah Tinggi Manajemen Informasi dan Komputer Perbanas yang lebih mengarah ke arah teknologi informasi khususnya perbankan.
Pada tahun 2007, Yayasan Pendidikan Perbanas memutuskan untuk menggabungkan kedua sekolah tinggi tersebut menjadi satu perguruan tinggi. Perguruan Tinggi yang baru ini diberi nama Institut Keuangan Perbankan dan Informasi Asia terdiri dari dua Fakultas yang dibawahi oleh seorang Dekan.
Karyawan perguruan tinggi terdiri atas dua jenis, karyawan pendidik dalam hal ini dosen, dan tenaga kependidikan yaitu merupakan karyawan admisnstratif. Jatah cuti yang dimiliki setiap karyawan disesuaikan dengan aturan pemerintah khususnya Kementrian Tenaga Kerja (Kemenaker).
Pengajuan cuti dilakukan karyawan dengan memberikan surat cuti berupa formulir yang telah disediakan pihak SDM lalu diisi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Hanya saja prosedur seperti ini memiliki kekurangan, yaitu membutuhkan banyak kertas, perlu waktu untuk meminta persetujuan atasan, risiko kehilangan formulir ajuan cuti. Permasalahan inilah yang mendasari penelitian yang dimaksud.