Record Detail

No image available for this title

Text

Prasangka dalam minority-majority influence, masih seksi? - Makalah Presentasi



Secara sederhana, prasangka diartikan sebagai anggapan terhadap orang lain, atau kelompok lain, yang belum tentu benar, yang bermuara dari kecenderungan berpikir stereotip (Katz & Braley dalam Hogg & Abrams, 1998). Prasangka kembali menyentak ke permukaan seiring dengan merebaknya kasus Warung Saeni tiga hari ini. Dari beberapa paparan, baik dalam forum diskusi di televisi, maupun pembicaraan dengan tetangga rumah, diindikasikan bahwa interpretasi terhadap suatu perbuatan yang tidak sama menjadi aksi potensial memicu konflik. Pemahaman yang berbeda terhadap peraturan daerah di Serang tentang “jam operasional warung selama bulan Ramadhan” menyebabkan timbulnya aksi yang menyebabkan reaksi yang tidak terduga. Anggota Satpol PP patuh (obey) dalam melaksanakan tugasnya (Putra, 2016).
Aksi penutupan warung Saeni diberitakan oleh televisi dan juga media sosial, mewakili minority influence. Berita penyitaan barang-barang dagangan ibu Saeni kemudian menjadi viral. Wajah ibu Saeni yang memelas disorot oleh media televisi. Dan berkat media teknologi, dalam hal ini televisi, dan media sosial, dampak yang ditimbulkan sungguh luar biasa. Terbukti, berita ibu Saeni mampu menyedot perhatian netizen, menguras empati, sehingga terkumpul dana sebesar Rp 265 juta hanya dalam hitungan 3 hari.
Televisi dan media sosial, terutama twitter, mampu menjadikan dirinya trending topic, semata-mata penekanan pada kekuatan content dan power influence yang dimilikinya (Sommer dalam Flick, 1998). Televisi sebagai sebuah tool, dapat digunakan sebagai sarana efektif untuk pembentukan opini publik untuk melawan sebuah kekuatan mayoritas yang dalam hal ini diperankan oleh Satpol PP melaksanakan tugasnya demi menjaga pemberlakuan Perda tentang pengoperasian warung makan selama bulan ramadhan mengindikasikan adanya public compliance, dan group pressure (Deaux & Philogene, 2001).
Prasangka menjadi suatu alasan yang tidak bisa begitu saja mudah untuk diterangkan (Wagner et al., 2012). Statemen gamblang tentang alasan aksi penutupan warung harus diberikan dengan pandangan-pandangan yang dapat diterima public, tanpa adanya kesan kesalahan simplikasi karena pengkategorian pada stimuli (Hogg & Abrams, 1988).
Diskusi tentang bagaimana minority-majority influence dapat diterapkan untuk menjelaskan situasi yang terjadi di sekitar kita, akan dipaparkan lebih detil di dalam presentasi seminar.



Availability

A-000010A-000010Perpustakaan PusatAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
A-000010
Publisher Perbanas Institute : Malang.,
Collation
9p.
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
NONE
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available


File Attachment