Record Detail

PEMBIMBING:Siti Safaria_Sistem Informasi Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi atau disingkat Silemkerma sistem layanan online yang berfungsi sebagai pusat data informasi, komunikasi, dan sistem pemrosesan terintegrasi yang ditujukan untuk mempermudah proses pengusulan pendirian perguruan tinggi baru/perubahan bentuk perguruan tinggi/pendirian program studi baru. Efisiensi yang ditawarkan melalui Silemkerma adalah berupa kemudahan yang diterima oleh pengguna (pengusul) maupun pengelola (karyawan Direktorat Pengembangan Kelembagaan) dalam pengurusan perizinan tanpa mengharuskan pihak pengusul menyampaikan berkas secara fisik (hard copy) ataupun berkonsultasi melalui tatap muka langsung dalam memantau kemajuan usulan dengan mendatangi Kemenristekdikti di Jakarta. Sehingga keberadaan aplikasi ini akan turut membantu para pengusul dalam menghemat alokasi anggarannya. Dalam penelitian ini unit analisis adalah organisasi yaitu Direktorat Pengembangan Kelembangaan Perguruan Tinggi dan penetapan unit analisis didasarkan pada tugas dan fungsi tersebut sebagai pelaksana dan bertangggungjawab terhadap implementasi sistem informasi manajemen Silemkerma. Pada penelitian ini fokus analisis adalah perilaku karyawan dalam bekerja atas dampak dari pemanfaatan implementasi sistem informasi manajemen Silemkerma. Penelitian ini dilaksanakan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Sub Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi dengan populasi 105 orang pegawai dan sampel 105 orang pegawai. Berdasarkan hasil evaluasi model struktural (inner model), telah didapatkan signifikansi hubungan antar variabel untuk penentuan hipotesis (Ho) diterima atau ditolak. Jika nilai P lebih kecil dari nilai alpha (?) (P < 0,05), maka Ho ditolak, dengan kata lain hipotesis yang diajukan diterima. Sedangkan nilai P lebih besar dari nilai alpha (?) ( P > 0,05), maka Ho diterima, artinya hipotesis yang diajukan ditolak. Berdasarkan hasil evaluasi model struktural pada tabel 4-23, terdapat 5 dari 6 hipotesis yang diterima yaitu Performance Expetancy (PE) terhadap Behavioral Intention (BI), Effort Expetancy (EE) terhadap Behavioral Intention (BI), Facilitating vii Condition (FC) terhadap Use Behavioral (UB), Behavioral Intention (BI) terhadap Use Behavioral (UB) dan Use Behavioral (UB) terhadap Kinerja Individu (KI). Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan serta keterbatasan di atas, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: (1) Dikarenakan adanya keterbatasan periode penelitian dan objek penelitian, maka penelitian selanjutnya hendaknya dapat menambah sampel penelitian baik dalam objek maupun rentang waktu penelitian, sehingga memiliki titik observasi yang lebih banyak dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. (2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak teori-teori pendukung yang dapat dijadikan pembanding dalam rangka pengambilan kesimpulan sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih baik. (3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan dan menambahkan variabel indipenden lain guna mengetahui adakah variabel-variabel yang secara teoritis berpengaruh terhadap kinerja individu. (4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ristek Dikti dalam meningkatkan pelayanan dengan melihat kinerja individu karyawan.